Senin, 08 Maret 2010

Makanan Protein Hewani Picu Hamil Kembar

Mungkin ada diantara Anda yang menginginkan memiliki anak kembar. Selama ini diyakini, hanya orang dengan gen kembar yang dapat memiliki anak kembar, namun sebuah penelitian terbaru menemukan hal yang berbeda. Jika ingin memiliki anak kembar, minumlah susu dan makanlah makanan yang merupakan protein hewani (dairy products), demikian menurut hasil penelitian terkini.

Angka rata-rata kelahiran bayi kembar di Amerika Serikat, meningkat sekitar 75% antara 1980 hingga 2003. Beberapa diantaranya menjelaskan melalui penggunaan terapi penyuburan, memberi keterangan akan kondisi pemicu meningkatkan kelahiran bayi kembar, namun hal itu tak dapat memberikan jawaban keseluruhan atas keseluruhan peningkatan kelahiran bayi kembar yang terjadi.

Mengandung bayi kembar menyebabkan kondisi yang lebih berisiko bagi ibu dan bayi kembar yang dikandungnya, dibandingkan apabila ibu mengandung bayi tunggal. Karenanya, para ilmuwan menginginkan jawaban atas kenaikan kelahiran bayi kembar yang sebenarnya.

Gary Steiman, dari Pusat Kesehatan di Long Island melakukan perbandingan sederhana, ia mengumpulkan data dan catatan medis pada lebih dari seribu wanita yang mengandung, yang tak mempunyai kebiasaan megkonsumsi makanan mengandung protein hewani.

Ia menghitung, bahwa mereka yang masuk kelompok vegetarian memiliki peluang lima kali lebih kecil untuk memiliki anak kembar, dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi makanan bervariatif atau vegetarian tetapi mengkonsumsi makanan protein hewani seperti, susu, telur, mentega dan keju.

Dalam makalah ilmiahnya, yang dimuat di jurnal kedokteran reproduksi, Steiman menyarankan agar calon ibu juga mengatur pola makan dalam upaya memperoleh bayi kembar, yakni dengan mengkonsumsi makanan asal protein hewani terutama produk dari hewan ternak sapi, domba, kambing dan unggas yang dapat membantu produksi protein yang disebut faktor pertumbuhan serupa insulan (insulin seperti faktor penumbuh, IGF), dalam tubuh si calon ibu. Hal itu dapat menolong melepasnya telur-telur dari indung telur, sehingga dua sel telur sekaligus dapat dibuahi pada saat yang bersamaan.

Hewan-hewan ternak seperti sapi, mendapatkan pakan yang terus-menerus mengalami perbaikan sehingga ada kecenderungan semakin meningkat pula hormon pertumbuhannya, dimana berdampak terhadap kaum wanita yang mengkonsumsi hidangan daging hewan ini dalam menu makanan mereka, yang juga memberikan pengaruh bagi kesuburan dalam kandungan si ibu, jumlah sel telur yang dapat dibuahi dalam saat yang sama.

Beberapa peneliti lainnya telah menujukkan bahwa tingkat IGF wanita vegetarian jauh lebih rendah, dibandingkan dengan kelompok wanita lainnya, namun mereka menemukan kesempatan untuk memiliki anak kembar paling terbuka buat kaum hawa yang gemar meminum susu (protein hewani).

"Hipotesa ini sangat menarik," kata Paul Haggerty yang meneliti gizi, fertilitas dan penyakit di Lembaga Penelitian Rowett di Aberdeen, Inggris seperti yang dikutip oleh jurnal Nature.

Namun Haggerty mengutarakan ada hal-hal lain, yang juga menjadikan alasan mengapa wanita yang hanya memilih asupan sayuran saja dalam menu mereka, memiliki kemungkinan paling kecil untuk mengandung anak kembar.

Wanita peminum susu sapi umumnya mendapat gizi jauh lebih baik dan berbadan lebih gemuk atau besar, wanita dengan kondisi badan demikian juga mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memiliki anak kembar.

Namun tak bisa disangkal salah satu faktor utamanya adalah faktor genetis, yang menentukan apakah seorang wanita mempunyai kesempatan yang lebih besar memiliki anak kembar. Ditemukannya pola makan memegang peranan penting dalam meningkatkan kemungkinan seorang wanita untuk memiliki anak kembar, adalah hal yang relatif baru.

Haggerty menulis dalam jurnal edisi bulan ini hasil temuannya tersebut, yaitu semakin tinggi tingkat asam folic yang ada dalam vitamin B, maka semakin tinggi kecenderungan untuk mengandung anak kembar dikalangan wanita yang menjalani program bayi tabung. Jawabanya adalah karena vitamin B menambah kemungkinan dua janin bertahan.

Rabu, 24 Mei 2006 17:14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar